PEMABUK YANG SADAR KARENA CINTA
Suatu
hari seorang perempuang yang bernama KHADIJA (seorang anak perempuan Muslim
yang begitu baik, ramah, sopan dan rajin mengaji, dan dia adalah sosok
perempuan yang begitu alim) berjalan menuju rumahnya memakai jilbab dan membawa
Alquran di dadanya dan terlihat begitu menawan, saat pejalanan menuju
kerumahnya itu dia melewati sebuah gubuk yang di penuhi oleh beberapa peminum
yang sudah cukup mabuk karena minuman keras, saat KHADIJA hampir sampai di
depan gubuk tersebut angkah khadija sedikit tersendak dan dia tampak cemas dan
ketakutan melihat si pemabuk tersebut tetapi akhirnya dia memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan tersebut karena tidak ada jalan lain. Sesampainya di
depan gubuk tersebut dia tampak di perhatikan oleh Si RAHMAN (Pemuda yang di
kenal sebagai pemabuk, Penjudi dan suka tawuran) dan tiba-tiba saja salah satu
teman RAHMAN berdiri dengan keadaan yang begitu kacau dan merayunya “hai baru
paki kuliat lagi adami pacarta?” sambil oleng dan susah untuk tegak lurus dia
ingin memegang tangan KHADIJA tetapi KHADIJA berkeras hati dan menghindar, dan
pada saat KHADIJA menghindar si RAHMAN pun berdiri dan memegang tangan dan bahu
temannya dan berkata kepada temannya itu “janganko tawwa” sambil menarik
temannya untuk duduk dan melihat ke arah KHADIJA dan tersenyum kepadanya, dan
KHADIJA pun berjalan meninggalkan kerumunan tersebut dan memperhatikan RAHMAN
dengan perasaan yang bersukur atas dirinya.
Sesampainya
Khadija dirumahnya dia pun langsung ke ibu dan bapaknya untuk bersalaman dan
menuju ke kamarnya, setelah dia menyimpan Alquran yang di tangannya diapun naik
ke kasur empuknya dan diapun kepikiran oleh si rahman yang menyelamatkannya
dari rayuan si pemabuk sambil menatap dinding kamarnya diapun terlelap.
Ke esokan
harinya Khadija berpamitan dengan ke dua orang tuanya sambil mencium tangan
keduanya untuk pergi ke tempat mengajinya “Tetta, Amma’, pergika dulu mengaji”,
“iya nak hati-hatiki”. Dalam perjalanan dia menuju ke tempat mengajinya dia pun
melihat Rahman dari kejauhan sedang duduk sendiri, diapun mendekatinya dan
berkata kepada Rahman “terima kasih Kak atas pertolongannya tadi malam” dengan
renah senyuman yang begitu gemulai, “o, kamu yang tadi malam itu, iya di maaf atas
kelakuannya temanku, jadi mau pergiko lagi mengaji itu?” rahman pun menjawab
sambil senyum, “iya kak, makasih ya kak, mari kak mengaji ka dulu” jawab
Khadija dengan senyuman manisnya, “iya dek hati-hatiki” sambil terpukau takjub
dan menatap mata Khadija yang begitu indah. Menjelang beberapa jam Rahman dan
kawan-kawan berkumpul kembali di tempat yang sama, malam itu Rahman seakan-akan
sendiri dan hanya menatap arah jalanan di mana Khadija akan muncul, sesekali
dia melihat ke jalanan sambil berceloteh dengan teman-temannya.
BERSAMBUNG JIKA ADA KESEMPATAN ATAU JIKA PERLU SAYA AKAN LANGSUNG MEMBUAT VIDEONYA, SILAHKAN ANDA BERTANYA APA BILA ADA YANG KURANG......
BERSAMBUNG JIKA ADA KESEMPATAN ATAU JIKA PERLU SAYA AKAN LANGSUNG MEMBUAT VIDEONYA, SILAHKAN ANDA BERTANYA APA BILA ADA YANG KURANG......
No comments:
Post a Comment